Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengakui kondisi politik jelang pemilu tahun ini lebih panas dari tahun-tahun sebelumnya. Namun, dia mengingatkan bahwa persaingan dalam pemilu tetap ada batasnya agar Indonesia tetap kondusif.
Awalnya SBY ditanya wartawan soal pernyataan Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri yang menyinggung penguasa sekarang seperti Orba. Pertanyaan itu diajukan saat SBY berziarah ke makam Bung Karno di Blitar, Jumat (8/12/2023),
“He he he. Saya tidak boleh jauh berkomentar ini bagian dari Pemilu ini. Nanti rakyat akan bisa menilai. Semua akan menilai,” kata SBY.
Baca juga:
Kata Emil Dardak Usai SBY Pastikan Demokrat Usung Khofifah Cagub Jatim
SBY lalu mengajak untuk menatap Indonesia ke depan. Dia berharap Indonesia tidak kembali ke zaman seperti Orba.
“Ya mudah-mudahan jangan sampai kita kembali ke masa lalu. Kita sudah melangkah ke depan, mengambil manfaat melakukan koreksi. Ayo kita memimpin Indonesia, mengelola Indonesia dengan semangat dan nilai-nilai baru. Jangan mundur ke belakang,” tambahnya.
SBY juga mengakui konstelasi politik tahun ini lebih panas daripada tahun-tahun sebelumnya. Menurutnya, sebetulnya kondisi politik memang selalu memanas dan kondisi keras setiap menjelang tahun politik atau pelaksanaan pesta demokrasi Pilpres. Bukan hanya antarelite politik, terkadang juga mengalir ke masyarakat akar rumput adalah hal biasa.
Baca juga:
SBY Tegaskan Demokrat Usung Khofifah di Pilgub Jatim 2024
“Tapi memang sekarang ini lebih panas. Lebih keras. Saya sebagai seorang yang pernah ikut kompetisi ini, tolong dijaga agar tidak sampai melampau batas,” ujarnya.
Jika terlalu keras, SBY khawatir kondisi akan makin parah jika masyarakat saling berhadapan. Padahal, menurutnya, bukan itu yang dikehendaki oleh bangsa Indonesia.
“Saya ingin pemilunya di Indonesia makin jujur, makin adil. Tapi harus tetap damai. Menurut saya, negara dalam hal ini pemerintah dengan dukungan semua partai politik dan unsur masyarakat harus menjaga pemilu damai,” imbaunya.
Kalau sudah damai dan dilaksanakan dengan jujur dan adil, lanjut SBY, siapapun yang terpilih itulah yang dinamakan pemimpin.
“Jadi dari Bumi Bung Karno disemayamkan ini, saya mengajak dan menganjurkan, boleh panas tapi ada batasnya. Pemilu dan kampanye yang mendidik itu ada. Daripada saling menghujat, saling memfitnah, lebih bagus tiga paslon capres-cawapres itu sampaikan kepada rakyat, kalau Insyaallah terpilih, mendapat dukungan rakyat, apa yang hendak dilakukan. Supaya rakyat tahu dan memilih atas dasar itu,” jelasnya.
SBY berharap keinginannya ini bisa didengarkan oleh semuanya. Sebab, Indonesia adalah negara untuk semua yang menghendaki segalanya berjalan dengan baik.
sumber: https://www.detik.com/jatim/berita/d-7078988/sby-bicara-soal-tensi-politik-di-2024-boleh-panas-tapi-ada-batasnya.